Rabu, 18 Mei 2011

Beberapa fakta yang didapatkan oleh seseorang setelah berpikir secara mendalam

Pernahkan anda berpikir bahwa setiap sesuatu diciptakan untuk manusia saja?
Ketika seseorang yang beriman kepada Allah mengamati segala sesuatu beserta sistim yang ada, hidup ataupun tak hidup, yang ada di jagad raya dengan menggunakan mata yang penuh perhatian, ia melihat bahwa segalanya telah diciptakan untuk manusia. Ia mengetahui bahwa tak satupun yang muncul dan menjadi ada di dunia secara kebetulan, namun diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang sangat sesuai untuk kehidupan manusia.
Misalnya, dari dulu hingga sekarang manusia dapat bernapas tanpa susah payah di setiap saat. Udara yang ia hirup tidak membakar saluran hidungnya, tidak membuatnya mabuk ataupun sakit kepala. Komposisi unsur-unsur ataupun senyawa-senyawa gas dalam udara telah ditetapkan dalam jumlah yang paling sesuai untuk tubuh manusia. Seseorang yang memikirkan hal ini teringat akan hal lain yang sangat penting: seandainya kadar oksigen dalam atmosfir sedikit lebih atau kurang dari yang ada sekarang, dalam dua keadaan tersebut kehidupan akan hancur. Ia lalu ingat betapa susahnya bernapas ketika berada dalam tempat yang tidak mengandung udara. Ketika seorang yang beriman terus-menerus memikirkan masalah ini, ia akan selalu bersyukur kepada Tuhannya. Ia melihat bahwa atmosfir bumi dapat saja dibuat sedemikian rupa sehingga membuatnya susah untuk bernapas sebagaimana banyak planet-planet yang lain. Namun tidak lah demikian kenyataannya, atmosfir bumi diciptakan dalam keseimbangan dan keteraturan yang demikian sangat sempurna sehingga membuat jutaan manusia bernapas tanpa susah payah.
Seseorang yang tiada henti memikirkan tentang planet dimana ia hidup, meyadari betapa pentingnya air yang diciptakan Allah untuk kehidupan manusia. Kemudian ia pun berpikir: manusia pada umumnya paham tentang pentingnya air hanya ketika mereka kekurangan air dalam waktu yang lama. Air adalah substansi yang kita butuhkan setiap saat dalam hidup kita. Misalnya, sebagian besar dari sel-sel tubuh, dan darah yang menjangkau setiap bagian kecil dari tubuh kita tersusun atas air. Jika tidak demikian, maka fluiditas darah akan berkurang dan darah akan sangat sulit mengalir di dalam pembuluh vena. Fluiditas air tidak hanya penting bagi tubuh kita akan tetapi juga untuk tumbuh-tumbuhan. Air mampu menjangkau bagian yang paling ujung dari daun dengan melalui pembuluh-pembuluhnya yang halus seperti benang.
Massa air yang sangat besar di lautan menjadikan bumi kita tempat yang dapat didiami. Jika proporsi lautan di bumi menjadi lebih kecil dari daratan, di mana-mana akan berubah menjadi gurun yang tidak memungkinkan adanya kehidupan.
Seseorang yang sadar dan berpikir tentang hal ini akan benar-benar yakin bahwa adanya keseimbangan yang begitu sempurna di bumi sudah pasti bukanlah sebuah kebetulan. Setelah menyaksikan dan memikirkan fenomena tersebut, akan tampak bahwa segala sesuatu diciptakan dengan sebuah tujuan oleh Pencipta yang Maha Tinggi dan Pemilik Kekuatan yang Abadi.
Di samping itu, ia juga sadar bahwa contoh-contoh yang telah ia pikirkan sebagaimana di atas sangatlah terbatas. Sungguh, tidaklah mungkin untuk menyebutkan jumlah seluruh contoh-contoh yang berkenaan dengan keseimbangan yang sempurna di bumi. Bagi orang yang berpikir, ia akan dapat dengan mudah menyaksikan keteraturan, kesempurnaan dan keseimbangan yang terlihat jelas di setiap sudut jagad raya, dan dengannya mencapai suatu kesimpulan bahwa segala sesuatu diciptakan Allah untuk manusia. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir." (QS. Al-Jaatsiyah, 45: 13)

Minggu, 08 Agustus 2010

Jejak Yang Hilang

Sejak mengenalmu Wahai sahabatQu...
Sejak itulah Persaudaraan Qt terjalin...
Sejak mengenalmu Wahai sahabatQu...
Sejak itulah Qu merasakan Persaudaraan...
Dengan mengenalmu wahai sahabatQu..
Banyak Pelajaran yang Begitu Berarti...
Dengan mengenalmu wahai sahabtQu...
Ku menemukan banyak'y Faidah dan Manfaat...
Dengan mengenalmu wahai sahabatQu...
Banyak Hikmah dan Pelajaran yang Qu Alami..
Dakwah dan Do'a yang selalu di sampaikan...
yang Qu dapatkan darimu wahai sahabatQu...
Senang, bahagia, rindu dan kangen..
bangga serta kagum menyelimuti Hati ini Padamu
wahai sahabatQu...

Semoga Rasa Ini datang'y dari Rahmat Allah
Yang Kuasa Membolak Balikan Hati Hamba'y...
Rembulan pun bersinar dengan Terangnya...
Bunga-Bunga telah bermekaran melalui Kekuasaan-Nya...
Burung-burung pun berkicau
mengiringi Sejuk'y Embun di Pagi Hari...
Angin Pun telah menghembuskan kesejukan di Pagi Hari...
Kebahagiaan yang sangat dirasakan Begitu Besar...
Sungguh Besar nikmat yang Engkau Berikan Ya Allah.
Yang tak bisa terungkapkan melalui Hati dan Lisan Ini
Maha Suci Engkau Ya Allah Yang Menciptak'y.
Alhamdulillahhirobbil 'alamin.

***************************

Karena sahabatmu ini sangat menyayangimu karena Allah
dan berharap kelak bertemu denganmu di surga-Nya.
Semoga Qt dipertemukan di dalam Jannah-Nya.
Semoga Qt saling mencintai hanya karena Allah
Semoga Allah senantiasa mempertautkan Qt
dalam Iman dan ketakwaan...
Hanya kepada Allah tempat Qt Memohon...

Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Keep Istiqamah n Smile ^_^

Minggu, 30 Mei 2010

Renungan Indah

Renungan indah

Seringkali aku berkata
Ketika semua orang memuji milikku
Bahwa ini hanyalah titipan
Bahwa mobilku hanyalah titpan-Nya
Bahwa rumahku hanyalah titpan-Nya
Bahwa hartaku hanyalah titpan-Nya
Bahwa putraku hanyalah titpan-Nya
Tapi mengapa Akua tak pernah bertanya :
Mengapa dia menitipkan padaku?
Untuk apa dia menitipkan padaku ?
Dan kalau bukan milikku,
apa yang harus kulakukan untuk milik-Nya itu?
Adakah aku memiliki hak atas sesuatu yang bukan milikku?
Mengapa hatiku justru merasa berat,
Ketika titipan itu diminta kembali olehnya?
Ketika diminta kembali kusebut itu sebagai musibah
Kusebut itu sebagai ujian
Kusebut itu sebagai petaka
Kusebut itu dengan panggilan apa saja untuk melukiskan kalau itu adalah derita
Ketika aku berdoa, kuminta titipan yang cocok dengan hawa nafsuku
Aku ingin lebih banyak harta
Aku ingin lebih banyak mobil
Lebih banyak popularitas dan kutolak sakit
Kutolak kemiskinan
Seolah semua “derita” adalah hukuman bagiku
Seolah keadilan dan kasih-Nya harus berjalan seperti matematika :
Aku rajin beribadah, maka selayaknya derita menjauh dariku
Dan nikmat dunia kerap mendatangiku
Kuperlakukan Dia seolah mitra dagang…
Dan bukan kekasih
Kuminta dia membalas “perlakuan baikku”
Dan menolak keputusannya yang tak sesuai keiginanku
Gusti, padahal tiap hari aku ucapkan
Hidup dan matiku hanya untuk beribadah
Ketika lagit dan bumi bersatu
Bencana dan keberuntungan sama saja….

WS Rendra (7 November 1935 – 6 agustus 2009)

Selasa, 20 April 2010

Mindset Orang Tua Terhadap Masa Depan Anak

Masih melekat di dalam pikiran saya sebuah keyakinan yang begitu hebat yang pernah dilontarkan oleh ibu saya empat puluhan tahun yang lalu. Sebuah keyakinan yang mengobarkan energi positif terhadap diri beliau yang kemudian saya rekam dalam pikiran bawah sadar saya sebagai salah satu warisan yang sangat berharga sekaligus sebagai ilmu dari sekolah kehidupan. Salah satu nasehat yang mengandung makna dan keyakinan yng sangat dalam yang pernah beliau sampaikan kepada kami kurang lebihnya berbunyi demikian : “Pokoke kowe kabeh kudu pada sekolah. Senajan wong tuamu wong sing ora duwe, tapi Gusti Allah sugih. Aku yakin kowe kabeh bisa sekolah. Aku ora kepengin anak-anakku ngemben pada sengsara uripe”. (Pokoknya kamu semua harus tetap sekolah. Walaupun orang tuamu orang yang tidak punya, tetapi Allah SWT Maha Kaya sehingga saya yakin kalian semua bisa sekolah. Saya tidak ingin anak-anakku hidup sengsara).
Tentunya bentuk keyakinan diatas beliau lontarkan tidak didorong oleh sekedar komitmen tanpa dasar. Ada semacam emosi positif yang membakar tekad di dalam dirinya. Tekad yang terhimpun di dalam pikiran super (super mind) melalui sebuah proses perpaduan antara beberapa unsur kepentingan, seperti rasa kasih sayang kepada anak, rasa ingin membahagiakan anak, dan keinginan agar anak-anaknya hidup sukses. Unsur-unsur kepentingan tersebut kemudian bereaksi dengan nilai-nilai spiritual sehingga tersimpul dalam sebuah keyakinan.
Keyakinan merupakan keadaan pikiran yang bisa dirangsang atau diciptakan oleh perintah peneguhan secara terus menerus sampai meresap ke dalam pikiran bawah sadar. Keyakinan adalah sebuah keadaan pikiran yang bisa dikembangakan sesuai dengan kemauan kita, melalui cara pengulangan perintah kepada pikiran bawah sadar dengan segenap perasaan emosi positif, sehingga pikiran bawah sadar akan menerimanya dan digunakan sebagai landasan tindakan untuk menjadikannya sebuah kenyataan (Wuryanano : 2004).
Keyakinan akan memberikan kehidupan, kekuatan, dan tindakan kepada impuls pemikiran kita. Keyakinan akan memberikan kekuatan untuk mengubah getaran pemikiran biasa, dari pikiran manusia yang serba terbatas menjadi suatu padanan spiritual yang bersifat tanpa batas.
Pemikiran spiritual tanpa batas muncul ketika terjadi dominasi suara Tuhan yang melekat di hati seseorang. Adapun suara Tuhan dihasilkan dari hasil meditasi melalui pengamalan-pengamalan yang berkaitan dengan proses pendekatan diri kepadaNya. Proses yang mengarah kepada upaya pendekatan diri kepada Tuhan itulah yang akan membentuk keyakinan seseorang. Pada gilirannya keyakinan tersebut akan berjalan sinergis dengan prinsip hidup.
Contoh yang saya ilustrasikan tentang keyakinan dan prinsip hidup ibu saya diatas merupakan salah satu dari sekian banyak prinsip hidup dan keyakinan yang dimiliki oleh orang-orang pada umumnya termasuk mungkin diri Anda.
Ada satu sisi yang sangat penting Anda sikapi dalam memegang teguh prinsip hidup Anda yaitu visi hidup yang didasarkan atas prinsip-prinsip kebenaran. Dengan kecerdasan spiritual (spiritual Quotient) yang Anda miliki, Anda harus bisa menentukan prinsip hidup yang sesuai dengan fitrah manusia, yaitu fitrah kebenaran, fitrah yang didukung penuh oleh ridlo Tuhan yang bisa membawa diri dan keluarga menuju ke arah kebahagiaan hakiki, serta memberikan kemanfaatan bagi orang lain. Prinsip hidup semacam ini harus menjadi pijakan dasar untuk menentukan kebijakan dalam menentukan sikap hidup.
Prinsip hidup yang bersumber dari sesuatu yang tidak fitrah umumnya akan berakhir dengan kegagalan, baik kegagalan lahiriah maupun kegagalan batiniyah. Dunia telah membuktikan bahwa prinsip hidup yang bertentangan dengan suara hati, terbukti hanya mengakibatkan kesengsaraan atau bahkan kehancuran. Terlebih di jaman modern sekarang ini. The power of visi hidup, prinsip hidup, dan sikap hidup yang didasarkan pada nilai spiritual harus benar-benar dipegang teguh demi untuk mencapai tujuan hidup jangka panjang.
Mengarahkan masa depan anak merupakan salah satu bentuk pencapaian tujuan jangka panjang. Bagaimana bentuk masa depan anak di masa yang akan datang sangat dipengaruhi oleh visi, prinsip, dan sikap hidup orang tuanya. Orang tua harus jeli dalam menyeting masa depan anak. Hindari cara-cara yang dewasa ini sering menjangkiti kehidupan manusia-manusia modern yaitu adanya kecenderungan manusia tertarik kepada hal-hal yang serba instant. Ingin memperoleh kekayaan dengan cepat, ingin meraih popularitas dengan cepat, meraih kekuasaan dengan mudah dan cepat, dan lain sebagainya.
Apabila konsep ini diperkenalkan dan dipertontonkan kepada anak dalam usahanya meraih masa depan, maka akan berakibat pada pembentukan pribadi yang rapuh. Mereka akan hidup tanpa digerakkan oleh visi hidup yang agung yang berorientasi pada nilai-nilai spiritual bagi kehidupan yang jauh ke depan. Mereka bagaikan akan mengarungi lautan luas tetapi tidak mengenal ke mana seharusnya perahu diarahkan. Mereka nantinya tidak memiliki daya atau powerless dalam bekerja dan tidak memiliki semangat juang yang tinggi dalam berusaha.
Fenomena diatas tentunya pada saatnya nanti akan menjadi sebuah realita yang tidak kita harapkan. Semua orang tua sudah barang tentu mendambakan anak-anaknya tumbuh menjadi manusia yang tangguh, sholeh/sholehah, memiliki prinsip-prinsip kebenaran yang kokoh, serta sukses dunia akherat. Jalan menuju masa depan atau cita-cita anak terbuka lebar. Walaupun kerapkali terhalang oleh tembok yang begitu kuat, namun dengan keyakinan dan langkah pasti tembok-tembok tersebut akan bisa kita lewati. (***)

Sabtu, 27 Maret 2010

Renungan

Hidup memang penuh lika-liku. dalam mengarungi hidup sangat dibutuhkan kesabaran, kegigihan, dan kepasrahan pada sang Khalik. . .
Ketika kita mengalami musibah, kadang kita langsung berputus asa dari Rahmat-NYA,berprasangka yang bukan-bukan terhadap-NYA, dan berbuat apa saja untuk mengekspresikan rasa sedih kita. . . benarkah tindakan kita itu?
sangat disayangkan bahwa kita sebagai umat islam tidak memiliki kepasrahan pada-NYA. harusnya kita menjadi orang yang sabar dan senantiasa bertawakkal kepada-NYA. ingatlah bahwa hanya pada ALLAH segala sesuatunya bermuara. tidak ada sesuatu pun yang terjadi tanpa kehendak-NYA. mari kita menjadikan musibah sebagai washilah untuk muhasabah diri, bukan menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kita.
kita harus meyakini bahwa apa yang terjadi adalah yang terbaik bagi kita menurut ALLAH karena ALLAH tidak pernah menzhalimi hamba-hamba-NYA. Bukankah ALLAH berfirman " Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu buruk bagimu. ALLAH Maha Mengetahui "
sebagai seorang muslim kita patut saling mengingatkan dalam kebaikan, saling menasihati dalam menetapi kesabaran . . .

Senin, 22 Maret 2010

Cermin Pikiran, By Mahabbah Qalbu

Cara berpikir dan kepercayaan seseorang membentuk hidup, pengalaman dan keadaan orang tersebut.
Seperti cermin, semua orang menjadi pantulan kondisi mental mereka. Mereka melihat pantulan karakter dan pikiran mereka sendiri. Sebelum menyadari sifatnya yang merupakan hasil dari cara berpikir dan kepercayaan sendiri, seseorang tetap menjadi korban keadaan.
Namun, begitu ia menyadari kebenaran ini, ia telah memulai perjalanan yang akan membebaskan dirinya dari racun niat jahat.

Keburukan orang lain tampaknya merupakan cerminan langsung sifat diri sendiri. Karena itu janganlah kita bersikap kasar dan memproyeksikan citra buruk dan kebencian diri kepada orang lain yang tak bersalah dan malang.
Marilah kita bersikap sabar dan tidak mudah mencela orang lain.

Kita hendaknya memandang segala sesuatu dengan berwawasan lebih luas dan meletakkan diri kita pada proporsi orang lain.
Cobalah pahami keadaaan yang menyebabkan timbulnya suatu peristiwa.
Menerapkan cara pandang seperti itu akan memungkinkan kita untuk menjalani hidup tanpa mengganggu kedamaian dan hubungan orang lain.

Kita tidak boleh menjadi seorang yang merugikan orang lain, terlebih kalau kita simak Rasulullah Saw. bersabda, "Muslim yang terbaik adalah muslim yang membuat muslim lainnya selamat/merasa aman dari gangguan lisan dan tangannya."

Bukankah orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling bermanfaat buat yang lainnya?

Keep Istiqamah n Smile ^_^

Senin, 15 Maret 2010

My Heart

Hari ini. . . semua berjalan dengan lancar, hasil yang baik. namun ada sesuatu yang tiba-tiba saja membuatku "down" seketika. jadi pengen nangis. . . sakit. . sedih. . pilu. . beginikah akhirnya? sungguh susah mengikhlaskan semua ini. . .